Selasa, 03 Maret 2020

Generasi Rebahan

Generasi rebahan , setiap orang punya mimpi stiap orang punya cita-cita, mimpi tidak terwujud begitu saja cita-cita pun tidak tercapai hanya dnegan rebahan dirumah.
Rasa ingin rebahan terus mnerus untuk waktu yang lama atau biasa disebut juga dengan Klinomania. Tidak terlepas dari diri aku sendiri yang hobi rebahan dan mager alias males gerak, perasaan apasih yang mempngaruhi kalian jadi pengen rebahan terus dan mager?
Kalau aku biasanya pengen rebahan terus itu pas lagi bad mood atau lebih ke perasaan down, gak tau mau gimana lagi, alih alih memikirkan jalan keluar untuk permasalahan yang ada malah rebahan gak jelas hahhaa..
Kita gak boleh loh begini terus rebahan dan males gerak, hidup itu must going on, setiap orang punya achievment dalam hidup kita pasti punya target yang harus tercapai dalam jangka waktu dekat maupun panjang. Menjadikan pencapaian hidup untuk menyemangati diri supaya tidak mager alias males gerak. banyak kok orang yang gagal dalam mewujudkan pencapaian hidupnya tapi itu tidak boleh dijadikan alasan untuk stuck dalam kondisi itu menyebabkan ingin rebahan terus menerus dan gak tau mau ngapain. Kita harus tetap semangat. mungkin tidak saat ini tapi nanti atau suatu saat bahkan akan ada pencapaian yang luar biasa setelah kegagalan yang kamu alami,
intinya tetap smangat menjalani hidup, jangan mau yaa jadi generasi rebahan. fighting sobb...

Jumat, 12 Juli 2019

Kerja Itu Sewajarnya Saja

Kita tidak pernah bisa meminta orang lainuntuk menyukai kita, kita juga tidak bisa memaksa dia untuk berfikir bahwa dirimu adalah orang baik.
setiap orang punya hak dalam menilai hidup seseorang, adakalanya orang yang terlihat baik  justru dinilai buruk oleh orang yang tidak menyukainynya. life must going on bodo amat prang mau memandang kita dalam bentuk apapun yang penting kita tetap dalam lajur kita dan ssekali boleh menengok sekeliling.
seperti halnya dalam lingkungan pekerjaan pasti ada sajal orang yang tidak menyukai kita ada saja masalah-masalah yang timbul. seperti hslsku rasakan sekarang memasuki tahun 2019 aku beresolusi untuk tidak bermasalah dengan siapapun ditempat kerja, namun hal ini justru resolusi tergagal trcepat yang aku dapatkan diawal tahun, yaa aku bertengkar dengan atsanku,
Beberaa hari yang lalu aku sempat bertengkar dengan bos diperusaan tempatku bekerja. Berawal daei hal yg dia katakan bahwa aku bekerja todak efektif terlalu banyak mengobrol. Sebenarnya dia tau bagaimana aku bekerja bagaimana hasil pererjaanku namun dia seolah buta tidak pernah memandang apa yg aku kerjakan.
Begitukah perilaku seorang bos?

Sabtu, 20 Oktober 2018

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS TOTAL PADA PT. YKK ZIPCO INDONESIA FACTORY IV BEKASI JAWA BARAT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Perkembangan perekonomian di dunia saat ini sangat pesat mengingat betapa banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh dan berkembang tidak hanya di dalam negaranya saja, tetapi juga sudah mengepakkan sayap ke kancah internasional. Dari perkembangan perekonomian tersebut sudah pasti terdapat persaingan ekonomi di dunia dan antar perusahaan untuk menjadi perusahaan yang pertama dan mendapatkan perhatian konsumen di dunia. Hal ini mau tidak mau menuntut para pekerja yang ada di dalam sebuah perusahaan untuk berkembang atau mengembangkan ide pikiran mereka untuk bisa menjadi perusahaan yang semakin berkembang. Pekerjaan tersebut menuntut sebagian besar pada manajemen dalam mengantisipasi perkembangan perekonomian dunia. Tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan jasa bertambah.
Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut adalah melalui perbaikan berkelanjutan (Continous Improvement) pada aktivitas bisnis yang terfokus pada konsumen, meliputi keseluruhan organisasi dan penekanan pada fleksibilitas dan kualitas. Untuk menghasilkan kualitas terbaik dibutuhkan usaha perbaikan yang terus-menerus dalam kemampuan karyawan, proses dan lingkungan. Untuk meningkatkan penjualan dapat terjadi jika perusahaan mengimplementasikan secara benar metode kaizen dan Total Quality Management di seluruh aspek pada operasional perusahaan, maka perusahaan akan mendapatkan kualitas produk dan pelayanan
seperti yang dibutuhkan. Hal tersebut nantinya akan berimbas kepada penjualan perusahaan.
Munculnya Total Quality Management (TQM) telah menjadi salah satu perkembangan utama dalam praktik manajemen. TQM mulai diperkenalkan di AS sekitar tahun 1980. Pengakuan TQM sebagai keunggulan kompetitif telah meluas di seluruh dunia.  Implementasi TQM di dalam perusahaan sangatlah penting untuk mendukung pencapaian standar kualitas dan menjaga konsistensi kualitas produk dan layanan produk. Membuat hal-hal tersebut untuk memperoleh pertambahan pelanggan, stabilitas profit dan percepatan pertumbuhan bisnis.
Manajemen kualitas total pada PT. YKK menitikberatkan kepada rencana yang dibangun oleh organisasi, yakni harus berorientasi pada rencana jangka panjang, artinya terjadi pertumbuhan pada bisnis, investasi, kemampuan menyediakan lapangan kerja lebih banyak lagi dan berdaya saing.
PT. YKK adalah perusahaan milik Jepang yang produk-produknya merupakan produk kualitas ekspor karena produk diekspor hampir keseluruh dunia, namun masih ada beberapa komplain yang diterima yakni komplain dari negara Polandia dan USA. Bentuk komplain yang diterima yakni terkait kualitas produk. Pada produk quicklon item hook size 20mm dan 25mm tidak lepas dari adanya kecacatan dan ketidaksesuaian kualitas dari standard produk yang telah di tetapkan, kecacatan yang dominan pada fisik produk itu sendiri. Terdapat produk no cut lolos cek  pada roll jumbo untuk size 20mm windth 50 yds size 25mm. Kecacatan tersebut menyebabkan kurang rekatnya quicklon dan produk tidak bisa digunakan. Banyak produk yang dikembalikan kepada PT. YKK karena produk yang telah dikirim kepada customer tidak baik kualitasnya dan customer meminta produk pengganti yang kualitasnya jauh lebih baik. Jika komplain dari customer yang diterima PT. YKK semakin meningkat maka semakin baanyak produk pengganti yang harus dikirim ulang. Hal ini mengakibatkan pengeluaran biaya lebih dan jelas perusahaan mengalami kerugian, sehingga perlu adanya identifikasi pada faktor-faktor yang menyebabkan kecacatan dan ketidaksesuaian produk yang dihasilkan serta kendala yang terjadi saat melakukan perbaikan kualitas produk dan juga mencari solusi-solusi yang dilakukan untuk perbaikan produk.
Berdasarkan latar belakang diatas penilis memilih judul  Implementasi Manajemen Kualitas Total  pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV Bekasi Jawa Barat. Penulis berusaha memaparkan bagaimana implementasi prosedur perbaikan kualitas produk dengan metode manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV Bekasi Jawa Barat.

1.2.    Alasan Pemilihan Objek
Adapun alasan penulis PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV objek adalah :
1.     Meningkatnya jumlah komplain produk jenis hook dari customer karena banyak produk  tidak standar lolos cek terkirim hingga ke customer. Maka penulis ingin mengetahui lebih jauh mengenai bagaimana implementasi manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV.
2.     Kemudahan dalam mendapatkan objek dan topik pembahasan karena ketersedian data dan berpengalaman kerja dengan objek yang diteliti.

1.3.    Batasan Masalah
Dalam kajian ini penulis hanya akan membahas mengenai bagaimana implementasi manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV untuk produk jenis hook.

1.4.    Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan pedoman bagi penulis dalam  melakukan penyusunan tugas akhir secara tepat. Di sisi lain dengan rumusan masalah, penyusunan tugas akhir dapat dilakukan secara terarah dan sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Rumusan masalah juga digunakan sebagai acuan dalam pembahasan masalah. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengangkat beberapa masalah yang terkait dengan objek yang diteliti. Rumusan masalah tersebut antara lain :
1.  Bagaimana implementasi manajemen kualitas total  pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV?
2.  Apa kendala yang terjadi pada implementasi manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV?
3.  Bagaimanakah solusi terhadap kendala-kendala yang terjadi    pada implementasi manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV?

1.5.    Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.5.1.   Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV Bekasi Jawa Barat.
2.    Untuk mengetahui kendala yang terjadi pada implementasi manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV Bekasi Jawa Barat.
3.    Untuk mengetahui solusi dari masalah kualitas  produk yang tidak standar lolos cek dengan imlementasi manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV Bekasi Jawa Barat.


1.5.2.   Manfaat Penelitian
Penulis berharap agar penulisan tugas akhir ini  dapat     memberi konstribusi berbagai pihak antara lain :
1.     Bagi Penulis
          Tugas akhir ini merupakan implementasi teori yang telah didapatkan semasa perkuliahan dipoliteknik LP3I Jakarta. Selain itu, penulis juga dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan pembelian yang didapatkan dibangku kuliah.
2.     Bagi Perusahaan
               Tugas akhir ini bisa dijadikan masukan yang dapat dikembangkan berkenaan dengan masalah yang dibahas untuk membantu kinerja kerja PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
3.     Bagi Politeknik LP3I
Tugas akhir ini bisa digunakan sebagai tambahan informasi dan sumber bagi pihak yang berkompeten terhadap masalah yang dibahas, sekaligus sebagai bahan perbandingan dari laporan sejenis yang pernah dibuat sebelumnya dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi sebagai sumber ilmiah.

1.6.    Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1.   Metodologi Penelitian
Didalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menjabrakan data yang diperoleh dari suatu penelitian agar mudah di pahami dan di mengerti tanpa menggunakan analisa suatu perbandingan untuk menyusun penelitian.

1.6.2.   Teknik Pengumpulan Data
          Didalam pencarian dan observasi data, penulis menggunakan   berbagai cara didalam teknik untuk mendapatkan data yang konkrik dan falid, antara lain:
1.  Studi Pustaka (Liberary Research)
Penulis mempelajari dan mengambil data yang berkenaan dengan topik pada buku-buku yang legal dan dapat dipercaya, segala sesuatu yang dapat dijadikam referensi sebagai bahan penelitian dan mengacu pada kaidah penyusunan tugas akhir.
2.    Studi Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data melalui studi lapangan antara lain:
a.  Pengamatan Langsung (Observasi)
Dalam penelitian ini, penulis melihat banyak komplain dari cutomer yang semakin meningkat, dikarenakan output  dari produksi tidak sesuai dengan standard yang telah ditentukan dikarenakan adanya perubahan dalam penggunaan bahan baku, serta tidak adanya bakuan kualitas produk yang digunakan sebagai acuan.
b.  Wawancara (Interview)
Merupakan metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab atau wawancara, dalam hal ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak yang terkait di PT.YKK Zipco Indonesia Factory IV
3.    Penelitian Dokumentasi (Documentation Reseach)
Dalam hal ini penulis mendapatkan data dari arsip   perusahaan yang legal dan jelas.

1.7.    Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini pembahasan dan penganalisaan secara sistematis ke dalam lima bab yaitu :
BAB I    PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan objek, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metodologi penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II   LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis mengemukakan berbagai referensi tujuan pustaka yang mendukung pembahasan yang penulis sampaikan yaitu mengenai bagaimana implementasi manajemen kualitas total pada PT. YKK Zipco Indonesia Factory IV.

BAB III  PROFIL PERUSHAAN
Dalam bab ini diuraikan segala sesuatu yang terkait dengan sejarah singkat perusahaan dan perkembangan perusahaan, visi dan misi perusahaan, aspek kegiatan, struktur organisasi, deskripsi kerja PT. YKK Zipco Indonesia Factoru IV di Bekasi.

BAB IV  PEMBAHASAN
Bab ini penulis melakukan pembahasan terhadap materi yang penulis angkat sesuai dengan judul yang disajikan dan rumusan masalah yang dibahas yaitu implementasi manajemen kualitas total serta kendala yang terjadi saat melakukan perbaikan kualitas produk dan juga mencari solusi yang dilakukan untuk perbaikan kualitas produk.

BAB V   PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang mungkin berguna bagi perusahaan sebagai bahan masukan.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.    Implementasi
KBBI
Dalam KBBI makna implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan.

Inu Kencana Syafei (2014:170)
“Mendefinisikan bahwa pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar seluruh anggota kelompok berkenan berusaha mencapai sasaran agar sesuai dengan perencanaan managerial dan usaha-usaha organisasi.”


2.2.    Manajemen
2.2.1.   Definisi Manajemen
Beberapa definisi manajemen menurut para ahli:
G.R Terry (2013:3)
“Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain.”

Marry Parker Follet (2013:3)
“Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.”

James Stoner (2013:4)
“Manajemen adalah proses perencanaa, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi serta penggunaan sumber-sumber daya lain yang ada dalam organisasi, guna mencapai tujuan yng telah ditetapkan.”



P.I. Oey Liang Lee (2013:4)
“Manajemen adalah seni ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, pengkoordinasian, dan pengendalian barang-barang (terutama manusia) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.”

2.2.2.   Tujuan Manajemen
1.    Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang kita pilih secara efektif dan efisien.
2.    Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi-situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi.
3.    Senantiasa memperbaharui strategi yang kita rumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal.
4.    Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman peluang yang ada.
5.    Senantiasa melakukan inovasi atas kegiatan sehingga kita hidup kita lebih teratur.

2.2.3.   Prinsip Manajemen
Menurut Henry Fayol (2015:11) 
                   Prinsip dasar manajemen secara umum yaitu:
1.     Pembagian kerja (division of work)
2.     Wewenang dan tanggungjawab (authority and responsibility)
3.     Disiplin (discipline)
4.     Kesatuan perintah (unity of command)
5.     Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.     Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7.     Pembayaran upah yang adil (renumeration)
8.     Pemusatan (centralisation)
9.     Hirarki (hierarchy)
10.  Tata tertib (order)
11.  Keadilan (equity)
12.  Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
13.  Inisiatif (Inisiative)
14.  Semangat kesatuan

2.2.4.   Fungsi Manajemen
1.     Menurut Henry Fayol (2013:14)
Ada 5 fungsi manajemen, yaitu:
a.  PLANNING
Perencanaan tujuan perusahaan dan bagaimana strategi untuk mencapai tujuan tersebut dengan sumber daya yang tersedia. Perencanaan terbagi menjadi perencanaan strategi dan perencanaan operasional.
b.  ORGANIZING
Pengorganisasian atau singkronisasi sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya fisik, dan sumber daya modal dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
c.   COMMANDING 
Fungsi commanding sama dengan mengarahkan (actuating). Commanding dilakukan dengan memberikan arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas mereka masing-masing. Selain itu, commanding dilakukan agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai pada tujuan yang telah ditetapkan semula.

d.  COORDINATING
Untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.
e.  CONTROLLING
Controlling atau pengendalian atau pengawasan adalah suatu kegiatan untuk memantau, membuktikan, dan memastikan seluruh kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, diperintahkan, dan dikondisikan sebelumnya dapat berjalan sesuai target atau tujuan tertentu.

2.     Ada empat fungsi manajemen menurut G.R. Terry (2013:14)
a.  PLANNING
Pembatasan yang kompleks merumuskan perenanaan sebagai penetapan apa yang harus dicapai, bila hal itu dicapai, siapa yang bertanggung jawab, dan mengapa penetapan harus dicapai. Hampir sama dengan pembatasan terakhir yaitu perumusan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada enan pertanyaan berikut :
1). Tindakan apa yang harus dilakukan?
2). Apa sebabnya tindakan tersebut harus dikerjakan?
3). Dimana tindakan tersebut harus dilakukan?
4). Kapan tindadakn tersebut harus dilaksanakan?
5). Siapa yang akan menegerjakan tindakan tersebut?
6). Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut?
b.  ORGANIZING
Organizing merupakan pengelompokkan kegiatan yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai  keseluruhan aktifitas manajemen dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan teriptanya aktivitas-aktivitas berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
c.   ACTUATING
Actuating merupakan tindakan pelaksanaan dari renana yang dibuat. Pelaksanaan dilakiukan jika fungsi perencanaan sudah matang dibuat. Pelaksanaan dalam manajemen lebih dikenal dengan bahasa imlementasi program.
d.  CONTROLING
Controling atau penegawasan sering disebut juga penegndalian yaitu mengadakan pemantauan dan koreksi sehingga bawahan dapat melakukan tugasnya dengan benar sesuai tujuan semula.

2.2.5.   Unsur-unsur Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan   alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu man, money, materials, machines, method, dan markets.
1.      Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
2.      Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3.      Materials (bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4.      Machines (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
5.      Methods (metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
6.      Market (pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

2.3.    Kualitas
2.3.1.   Definisi Kualitas
J.M Juran (2012:111)
”Kualitas atau mutu memiliki banyak makna, diantaranya ada tiga yang sering digunakan yaitu mutu adalah keistimewaan produk yang menjawab kebutuhan konsumen (the  excellence of product that answear the consumer’s need), mutu adalah bebas dari cacat atau defesiensi (quality is zero defect), dan mutu adalah kesesuaian dengan tujuan penggunaan (fitness for use).”

Joe Peppard dan Philip Rowland (2012:112)
“Mutu memiliki dua dimensi yang berbeda dan harus dibedakan yaitu konsistensi dan kapabilitas. Konsistensi berkaitan dengan derajat kesesuaian secara berkelanjutan dari produk atau jasa yang dihasilkan dengen spesifikasi yng diharapkan para pelanggan. Sedangkan kapibilitas produk berkaitan dengan derajat kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.”

  Deming (2012:189)
“Kualitas adalah apapun yang menjadikebutuhan konsumen.”
        
         Crosby (2012:189)
“Kualitas adalah nihil cacat, kesempurnaan dan sesuaian terhadap persyaratan.”

Davis (2012:189)
“Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengen produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.”

Menurut Fungsi Produksi (2012:190)
“Kualtas adalah yang berbasis manufaktur, artinya pemenuhan standard memebuat produk secara benar sejak awal.”


2.3.2.   Konsep dan Manfaat Kualitas
Menurut Garvin (2012:190)
Terdapat lima macam prerepektif kualitas yang bisa menjelaskan menegpa kualitas bisa diartikan beraneka ragam
boleh orang yang berbeda dalam situasi yang berlainan, yaitu:
1.  Transcedental approach, kualitas bisa dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan dan dioprasionalkan.
2.  Product based approach, kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuanttatfkan dan dapat diukur.
3.  User based approach,  kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk yang aling memuaskan prferensi seseorang merupakan produk yang kualitasnya paling tinggi. Prespektif yang bersifat subjektif dan demand oriented juga menyatakan bahwa pelanggan yang berdeda memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda.
4.  Manufacturing based approach, bersifat supply based dan terutama memperhatikan praktek-praktek perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian/sama dengan persyaratan (conformance requrements).
5.  Value based approach, memandang kualitas dari segi nilai dan harga,. Dengan mempertimbangkan trade off antara kinerja dengan harga, kualitas didefinisikan sebagai “affordable excellence”.

2.3.3.   Dimensi Kualitas
Baik buruknya suatu produk, dapat dinilai dari dimensinya.
Dimensi produk manufaktur pada umumnya tentukan oleh
produsen dengen mempertimbangkan sarn dan riset pasar.
Dimensi juga yang membedakan antara produk dan jasa.
Berikut adalah berbagai macam dimensi dari produk.
1.  Henndy Tannady (2015:6)
a.  Performance
Performance merupakan hal dasr yang dinilai konsumen dalam menggunakan sebuah produk, performance terkait bagaimana produk tersebut mampu berfungsi sesuai dengan awalnya.
b.  Reliability
Reliability berkaitan dengan seberapa sering produk mengalami kegagalan dalam menjalankan performa. Industri dengan skala masif saat ini hampir keseluruhan menggunakan bantuan mesin lebih dari > 80% proses produksi., dengan  bantuan mesin yang telah memiliki stadarisasi kerja, namun masih banyak ditemui produk keluaran yang tidak sesuai spesigikasi, bahkan pada saat masih berada pada lini produksi. Jika hal ini terus terjadi dalam durasi dengan frequensi yang sering, maka proses produksi yang terjadi adalah tidak realibel.
c.   Conformance
Konformansi merupakan seakurat apa atau sekecil apa batas antara kesesuaian antara spesifkasi yang ditentukan dengan hasil produk yang dihasilkan. Produk akhir dikatakan semakin baik dimensi konformansinya apabila semakin sama dengan spesifikasi yang ditentukan diawal.
d.  Features
Features merupakan ukuran kapasitas kemampuan yang dapat dilakukan oleh sebuah produk. Sering kita jumpai sebuah barang dapat laku terjual karena mampu melakukan banyak hal, walaupun memiliki kualitas fisik yang kurang begitu baik. Dimensi ini banyak digunakan sebagai kunci dalam memenangkan kompetisi bisnis.
e.  Serviceability
Dimensi ini sering diasosiasikan dengan layanan purna jual, namun sebenarnya merupakan kualitas pelayan yang diberikan oleh produsen baik saat transaksi terjadi atau setelah transaksi.
f.    Durability
Durability adalah ketahanan masa kerja efektif produk atau usia produk dalam menghasilkan performa yang prima.
g.  Aesthetics
Estetika merupakan dimensi yang beorientasi pada visual atau tampilan produk. Beberapa faktor seperti kemasan, warna, bentuk, dan style.
         
2.  Joseph S Martinich (2012:191)
Mengemukakan spesifikasi dari dimensi kualitas produk    yang relevan dengan pelanggan dapat dikelompokkan dalam enam dimensi yaitu:  
a.  Performance
Hal penting bagi pelanggan adalah kualitas produk mengambarkan keadaan yang sebenarnya atau apakah pelayanan yang diberikan dengan cara yang benar.
b.  Range and type of features
Pelanggan seri’ngkali tertarik pada kemempun untuk
keistimewaan yang dimiliki produk atau pelayanan.
c.   Reability and Durability
Kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk dapat digunakan hingga perbaikan diperlukan.
d.  Maintability and serviceability
Kemudahan untuk pengoperasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti.
e.  Sensory characteristics
Penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan beberapa faktor lainnya mungkin menjadi aspek penting dalam kaulitas.
f.    Ethical profile and image
Kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk pelayan.

2.3.4.   Pengendalian Kualitas
      Terry Hill (2012:112)
          “Ada dua fungsi yang berbeda tugas dan peran dalam pembuatan atau penyediaan produk dan jasa, yaitu penjaminan mutu (quality assurance) dan pengendalian mutu(quality control). penjaminan mutu merupakan suatu pendekatan terencana dan sitematis dengan penuh keyakinan, menjamin bahwa prosedur pengerjaan yang dipergnakan serta jenis dan frequensi pengujian mutu dalam sistem sistem telah sesuai dengan spesifikasi yang ada, dan keluaran produk sama dengan desain yang telah ditentukan”.


         Kaoru Ishikawa (2012:113)
         “Mengembangkan, mendesain, memproduksi dan memberikan layanan produk bermutu yang paling ekonomis,    paling bermutu, dan selalu memuaskan para pelanggannya.”
         Menurut Kaoru Ishikawa melaksakan pengendalian mutu berarti :
1.  Menggunakan pengawasan mutu sebagai landasan aktifitas produksi.
2.  Melaksanakan penngendalian biaya, harga, laba secara terintegrasi.
3.  Pengendalian jumlah (jumlah produksi, penjualan, dan persediaan) serta tanggal pengiriman.
          Falsafah pengendalian mutu Kaoru Ishikawa mengatakan bahwa tidak ada gunanya memeproduksi barang dengan biaya murah, tetapi tidak memenuhi harapan mutu pihak konsumen, dan tidak ada gunanya memproduksi produk yang tinggi mutunya tetapi harganya mahal dan tidak terjangkau oleh konsumen pada umumnya, maka harus ada keselarasan antara mutu, biaya, harga, dan harapan konsumen.
          Pengendalian mutu yang berkaitan dengan pemeriksaan atas penyelesaian  berbagai tugas pengerjaan untuk memastikan bahwa tugas telah dilaksanakan sebagiamana mestinya sehingga kualaran produk memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan. Sasarannya ialah mealalui pemeriksaan sampel yang diharapkan atau tidak. Dari hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut dapt dipastikan bahwa proses produksi telah menghasilkan keluaran produk  yang memenuhi standar atau sebaliknya, sehingga dapat ditentukan apakah proses produksi dapat dilanjutkan atau harus dihentikan.


2.4.    Manajemen Kualitas Total (Total Quality Management)
2.4.1.   Definisi Manajemen Kualitas Total
David H. Luthy (2012:138)
“Total quality managment merupakan landasan kesuksesan perusahaan dalam lingkungan perusahaan yang makin keras. Perusahaan, skala besar maupun kecil telah menemukan fakta bahwa perhatian pada mutu dapat memiliki dapak yang signifikan dalam usaha mencapai sasaran perusahaan”

Russel dan Taylor (2012:139)
“TQM adalah kegiatan manajemen mutu yang dilakaukan oleh organisasi secara keseluruhan pada semua level manajemen pada semua fungsi yang ada (the management of quality thoroughout organizatioan at all management levels and accross all areas)”

Chase, Aquialano, dan Jacobs (2012:139)
“TQM adalah kegiatan mengelola organisasi secara keseluruhan sehingga semua dimensi produk dan jasa yang dipandang penting oleh pelanggan menjadi unggul atau istimewa (managing the entire organization so that it excels on all dimensions of products and services taht are important to the consumers)”.

David Hutton (2012:138)
“TQM adalah filosofi manajemen dilandaskan atas seperangkat peralatan dan metodologi yang telah teruji dan andal”

2.4.2.   Unsur-unsur Manajemen Kualitas Total
1.     Aktivitas sistematis, berarti aktivitas yang    diorganisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang didukung oleh kepemimpinan manajemn kuat dan yang dipandu oleh visi, strategi jangka menengah dan janhka panjang yang jelas.
2.     Melibatkan semua orang pada semua tingkat dan semua bagian dari perusahaan agar mrncapai sasaran bisnis dengan cepat dan secra efesien, dengan menggunakan sedikit sumber daya manajemen.
3.     Tujuan perusahaan, mengacu pada jaminan perolehan laba jangka panjang yang sesuai melalui kepuasan yang diperoleh pelanggan secara konsisten dan terus-menerus.
4.     Menyediakan, mengacu pada aktivitas yang memproduksi produk atau jasa untuk menyampaikannya pada pelanggan, termasuk survei, riset, perencanaan, pengembangan, desain, persiapan produk, pembelian pengolahan, pemasangan, pemeriksaan, memenuhi pesanan, pemasaran dan penjualan, pemeliharaan, layanan purna jual, dan penanganan limbah, serta daur ulang.
5.     Produk dan jasa, meliputi produk olahan pabrikasi (produk jadi komponen dan material setengah jadi), sistem, perangkat lunak, energi, informasi, dan semua manfaat lain yang idsajikan untuk pelanggan.
6.     Mutu, mengacu pada kegunaan (baik dalam arti psikologis maupun funsional), keselamatan, dan keandalan. Selain itu, juga dalam pendefisian mutu yang berpengaruh pada pihak ketiga, masyarakat, lingkungan, dan harus dipertimbangkan pula generasi yang akan datang.
7.     Pelanggan, meliputi para pembeli dan juga para pemakai, konsumen dan pihak lain yang memenfaatkannya.

2.4.3.   Ciri-ciri Manajemen Kualitas Total
                     Ciri-ciri TQM menurut David Hutton (2012:140)
                               a.       Fokus organisasi ialah untuk memuaskan kebutuhan pelnggan.
                               b.       Mengembangkan dan memberdayakan potensi sumber daya manusia yang dimiliki organisasi secara sempurna.
                               c.       Melibatkan semua personil organisasi untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan peran atau fungsinya.
                               d.       Mengelola proses bisnis secara keseluruhan, bukan hanya fungsi tapi departemen.
                               e.       Pengelolan organisasi yang didasarkan pada fakta serta menggunakan data dan fakta yang sahih.
                                f.       Memberikan nilai tambah kepada masyarakat, sekaligus mancapai sasran finansial.

2.4.4.   Prinsip Manajemen Kualitas Total
Dalam rangka melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia, maka TQM menggunakan prinsip sebagai berikut:
1.     Kepuasan Pelanggan
Kualitas ditentukan oleh pelanggan, yang meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Pelanggan eksternal merupakan konsumen yang sesungguhnya dri barang tau jasa yang dihasilkan. Pelanggan internal merupakan pelanggan dari proses menghasilkan jasa/produk tersebut, yaitu karyawan.
2.     Respek Terhadap Setiap Orang
Semua karywan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreatifitas yang khas sehingga merupakan sumberdaya yang paling bernilai.
3.     Manajemen Berdasarkan fakta
Setiap keputusan yang diambil harus berdasarkan fakta dan data bukan berdasarkan perasaan. Ada dua konsep pokok yang terkait yaitu yang pertama adalah prioritas bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek secara bersamaan, mengingat keterbatasan sumberdaya yang ada, sehingga dengan adanya data maka manajemen dapat  memfokuskan pada hal yang sangat vital. Yang kedua adalah variasi kinerja manusia.

4.     Perbaikan Berkesianambungan
Proses perbaikan dilakukan secara terus menerus dan sistematis.

2.4.5.   Metode Manajemen Kualitas Total
1.     Metode Edward Deming
Deming diangggap sebagai bapak dari gerakan   TQM, dengan memperkenakan teknik pemecahan masalah dan pengendalian proses statistik (statistical proceaa control/SPC). Deming menganjurkan penggunaan SPC agar perusahaan membedakan penyebab sitematis dan penyabab khusus dalam menangani kualitas.
a.     Siklus Deming
          Siklus Deming dikembangkan untuk menghubungkan produksi suatu produk dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua departemen (riset, desain, produksi, pemasaran) dalam suatu usaha kerjasama untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
          Tahap-tahap siklus Deming adalah sebagai berikut:
1)     Mengadakan riset konsumen dan menggunakannya dalam perencanaan produk (plan).
2)     Menghasilkan produk (do)
3)     Memeriksa produk apakah telah dihasilkan sesuai rencana (check)
4)     Memasarkan produk tersebut (act)
5)     Menganalisis bagaimana produk tersebut diterima dipasar dalam hal kualitas, biaya, dan kriteria lainnya (analyze).

b.     Empatbelas Poin Deming
          Empatbelas poin Deming merupakan ringkasan   dari   keseluruhan pandangan Deming terhadap apa yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melakukan transisi positif dari bisnis sebagaimana biasanya. Empatbelas poin Deming meliputi:
1)     Ciptakan kejegan tujuan dalam menuju perbaikan kualitas barang dan jasa, dengan maksud agar lebih dapat bersaing, tetap bertahan dalam bisnis, dan menciptakan lapangan kerja.
2)     Adopsilah falsafah baru, manajemen harus memahami adanya era ekonomi baru dan siap meghadapi tantangan, belajar bertanggung jawab, dan mengambil alih kepemimpinan.
3)     Hentikan ketergantungan pada inspeksi dalam memebentuk kualitas. Bentuklah mutu sejak dari awal.
4)     Hentikan praktek menghargai kontrak berdasarkan tawaran yang rendah.
5)     Perbaiki secara konstan dan terus menerus sistem prosuksi dan jasa untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas, yang pada akhirnya akan menurunkan biaya.
c.      Deming Seven Deadly Diseases
Deming Seven Deadly Diseases merupakan ringkasan dari pandanagan Deming terhadap faktor-faktor yang dapat merintangi transformasi menuju bisnis berkualitas tingkat dumia. Ketujuh faktor tersebut adalah :
1)     Kurangnya keajegan tujuan untuk merencanakan barang dan jasa yang memiliki pasar yang cukup untuk dapat memepertahankan perusahaan dalam bisnis dan menyediakan lapangan kerja.
2)     Penekanan pada laba jangka pendek.
3)     Sistem pemeriksaan personal bagi para manajer dan manajemen berdasarkan sasaran tanpa menyediakan metode atau sumber daya untuk mencapai sasaran tersebut.
4)     Job hooping oleh para manajer.
5)     Hanya menggunakan data dan informasi yang tampak dalam pengambilan keputusan dan hanya memeberikan sedikit pertimbangan atau bahkan tidak sama sekali terhadap apa yang tidak diketahui.
6)     Biaya medis yang terlalu berlebihan.
7)     Biaya hutang berlebihan.

2.4.6.   Alat-alat Manajemen Kualitas Total
1.     Lembar Pengecekan (check Sheet)
Lembar pengecekan adalah suatu formulir yang didesain untuk mencatat data. Pencatatan dilakukan sehingga pada saat data diambil pola dapat dilihat dengan mudah. Lembar penegcekan membantu analis menentukan fakta atau pola yang mungkin dapat membantu analis selanjutnya.
2.     Diagram Sebar (scatter diagram)
Diagram sebar menunjukkan kemungkinan hubungan antara pasangan dua macam variabel.
3.     Diagram Sebab Akibat (cause and effect diagram)
Diagram sebab akibat atau diagram ishikawa adalah diagram yang menidentifikasi masalah kualitas dan titik inspeksi.
4.     Diagram Pareto (Pareto Charts)
Diagram pareto adalah metode untuk mengelola kesalahan, masalah, atau cacat untuk memebantu memeusatkan perhatian pada usaha penyelesaian masalah. Prinsipnya adalah 80% masalah perusahaan merupakan hasil dari penyebab yang hanya 20%.
5.     Digram Air (Flow Charts)
Diagram air secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini merupakan alat yang baik untuk memahami sebuah proses atau menjelaskan sebuah proses.
6.     Histogram
Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi dari setiap nilai yang terjadi. Histogram menunjukkan peristiwa yang paling sering terjadi dan juga variasi dalam pengukuran.
7.     Statistical Proses Control (SPC)
SPC merupakan pengawasan standar, membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi.

2.4.7. Tujuan Manajemen Kualitas Total
Tujuan manajemen kualitas total menurut David H. Luthy (2012:142)
                        “Manajemen kualitas total bertujuan untuk mewujudkan
                        permintaan jangka panjang dari masing-masing daerah
                        pemasaran karena hal tersebut akan meniptakan uang’’
        
Manajemen kualitas total tidak hanya bertujuan untuk memuaskan kebutuhan sekarang dari pelanggan, tetapi juga mengantisipasi kebutuhan pelanggan di masa yang akan datang melalui perbaikan mutu yang dilakukan secara berkelanjutan (continous improvement). Dari uraian tersebut maka manajemen kualitas total dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai persyaratan mutu dari para pelanggan sehingga :
1.  Produk yang bersangkutan memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
2.  Produk memberi guna seperti yang diharapkan oleh pelanggan.
3.  Produk memiliki biaya yang kebih kecildibandingkan dengan manfaatnya.
4.  Produk senantiasa diperbaiki mutunya sehingga selalu sesuai dengan kebutuhan potensial (latent needs) pelanggan.